Tempat-tempat Ziarah Keramat di Kabupaten Pandeglang
![]() |
Source image: ina aliana |
Kata-kata ziarah menurut arti bahasanya adalah menengok. Ziarah kubur artinya menengok kubur. Ziarah ke makam wali artinya menengok makan para wali.
Menurut syari’at agama Islam, ziarah kubur itu bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan sekedar menengok makam para wali, makam para Syuhada, makam para Pahlawan, bukan pula untuk sekedar tahu dan mengerti dimana, atau untuk mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi kedatangan seseorang ke kubur atau kemakam dengan maksud untuk berziarah adalah mendo’akan kepada yang dikubur atau yang dimakamkan dan mengirim pahala untuknya atas bacaan-bacaan dari ayat-ayat Qur-an dan kalimah-kalimah Thayyibah, seperti bacaan Tahlil, Tahmid, Tasbih, Shalawat dan lain-lain. Apa lagi kalau yang diziarahi itu makamnya seorang Wali atau Ulama atau Pemimpin yang telah berjasa kepada masyarakat, maka sebagai orang yang tahu berhutang budi, sepantasnya ia mendo’akan dan menghadiahkan pahala dari bacaan-bacaa yang dilakukan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa ziarah kubur menurut syari’at Agama Islam adalah termasuk amal shalih, amal perbuatan yang baik.
Oleh : H. M. Parlindungan S.
[Source: Rafi Orilya]
Tradisi keagamaan masyarakat Pandeglang tidak berbeda dengan tradisi keagamaan di provinsi Banten pada umumnya, termasuk dalam hal ziarah ke makam keramat. Di antara makam keramat di daerah Pandeglang yang banyak diziarahi oleh masyarakat, termasuk masyarakat dari luar daerah, antara lain:
Tempat Ziarah Makam Keramat di Pandeglang
- Makam Syekh Mansur di Cikadueun
- Makam Syekh Abdul Jabbar di Karangtanjung
- Makam Syekh Asnawi di Caringin
- Makam Syekh Daud di Labuan
- Makam Syekh Rako di Gunung Karang
- Makam Syekh Royani di Kadupinang
- Makam Syekh Armin di Cibuntu
- Makam Abuya Dimyati di Cidahu
- Makam Ki Bustomi di Cisantri
- Makam Nyimas Gandasari di Panimbang
Aktivitas ziarah ke makam-makam keramat tersebut biasanya meningkat tajam pada bulan Mulud (Rabiul Awal, bulan lahirnya Nabi Muhammad Saw.), menjelang bulan Ramadan, sehabis Lebaran, pada malam Jumat, dan pada hari-hari libur. Tetapi pada hari-hari biasa pun selalu ada saja orang yang berziarah.
[Source: Perjalanan Pikiran]
No comments:
Post a Comment