Sejarah Menes
Menes mempunyai banyak sejarah, hal ini dapat dilihat dari banyak peninggalan-peninggalan yang terdapat di Menes dari Zaman Megalitikum, Zaman Purba, Zaman Hindu- Budha, Zaman Kesultanan Islam hingga Zaman Penjajahan.
Menes berasal dari kata KAMONESAN, kata dasar mones, yang memiliki dua makna, Aneh dan kemasuran.
Di Menes terdapat situs peninggalan zaman Megalitikum yang disebut situs saghiank dengdek di lereng gunung pulosari, yang diprediksi berumur 4500 SM (sebelum masehi), situs Batu Go'ong Citaman peninggalan kerajaan Hindu-Budha, yang sampai sekarang belum ada yang dapat memperkirakan usia batu tersebut. Situs Batu Tulis Muruy, masyarakat mempercayai bahwa batu tersebut bertuliskan arab pada zaman keislaman, situs Alaswangi dan situs talaga yang berada di tegal baros merupakan benda sejarah megalitikum. Susunan batu datar berbentuk memanjang dengan sebuah singgasana batu. Sandaran singgasana batu berbentuk segilima, saat ini dalam keadaan miring. Penduduk setempat menyebut altar itu leluhur Menes.
Sedangkan pada zaman kesultanan banyak terdapat masjid-masjid yang dibuat pada zaman itu sekitar abad 14 Masehi, yang usianya ratusan tahun. Selain itu di Menes banyak pondok pesantren salafiah yang masih mengakar, hampir di tiap desa terdapat pondok pesantren salafiah yang usianya telah turun temurun. Selain itu terdapat pula batu nisan yang usianya ratusan tahun. Diantaranya makam:
- Syech Holil
- Syech Kibuyut Tanding
- Syech Abdul Ghani Bima Menes
- Tumenggung Muhammad Menes
Bentuk peninggalan zaman Belanda adalah Kewadanan yang berdiri di pusat kecamatan yang sekarang dijadikan sebagai kantor kecamatan. Alun-alun Menes, Tangsi atau kantor kepolisian yang sudah dipugar. Rumah Kepolisian, Stasiun kereta api di Kampung Benteng, dan rel yang panjang. Rumah-rumah peninggalan zaman belanda yang masih ada, Sebuah Tower Ringgo yang terletak di depan kantor telkom dan polsek menes, dan masih banyak peninggalan lainnya. [id.wikipedia]
Kewadanan/Pendopo Kecamatan Menes
![]() |
source: humas pandeglang |
Bangunan ini berfungsi sebagai gedung dinas Camat kecamatan Menes. Mempunyai kesamaan bentuk dan arsitektur yang terdapat pada gedung Pendopo Kecamatan Pandeglang, gedung pendopo Kawedanaan Menes dan gedung Pendopo Kecamatan Saketi. Luas kawasan Kecamatan Menes ini ± 500 m2. Terletak di Jalan Alun-alun Timur, Kelurahan Purwaraja, Kecamatan Menes.
Di depan bangunan utama terdapat sebuah bangunan berbentuk joglobertiang dua belas buah tiang kecil. Bangunan ini tidak berdinding penuh, dinding terdapat pada tiap sudut bangunan yang masing-masing menempel pada tiga tiang. Sementara bangunan utama mempunyai empat persegi dan pada puncaknya terdapat limas. Bangunan ini mempunyai dinding pada setiap sisinya. Sebagian dinding bagian bawahnya diberi lapisan batu andesit. Sampai saat ini tanggal pendirian bangunan belum diketahui, karena belum ada sumber-sumber yang memadai. Tetapi diperkirakan sekitar tahun 1848, sezaman dengan bangunan pemerintahan kolonial yang ada di wilayah Menes.
Jarak tempuh untuk mencapai ke lokasi ini sekitar 64 km dari pusat Ibu Kota provinsi atau 28 km dari Ibu Kota kabupaten. [Humas Pandeglang]
Gedung Penjara/Eks Sipir Belanda
![]() |
source: humas pandeglang |
Di antara bangunan bangunan kuno di sekitar Alun-Alun Menes, bekas gedung Sipir Belanda ini tampak unik dibandingkan bangunan yang sezaman. Bangunan ini termasuk bagian dari bangunan-bangunan kolonial yang masih tersisa yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1848. Sisa-sisa dari keseluruhan bangunan masih dapat dilihat di bagian belakang yang masih luas ke belakang.
Kepurbakalaan ini berbentuk bujur sangkar dengan luas 20 m x 12 m. Pada bagian muka terdapat dua jendela dan satu buah pintu masuk. Kedua jendela mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yakni berbentuk persegi panjang dengan bentuk lubang angin seperti setengah lingkaran, yang terletak tepat di atas jendela dan di atas pintu masuk. Jendela diberi jeruji vertikal dan lubang angin berbentuk huruf “V” dan berbentuk setengah lingkaran.
Terdapat dua tiang semu (pilaster) pada sudut bangunan dan dua pilaster yang mengapit bagian pintu. Pilaster ini memiliki hiasan berupa pelipit-pelipit. Pilaster bentuknya mirip pilar sebenarnya, hanya keletakannya yang menyatu dan menjadi bagian dari dinding. Atap bangunan ditutup genting. Terdapat semacam canopy yang menaungi pintu. Bangunan ini berada di Jalan Alun-Alun Barat Menes, Kelurahan Purwaraja, Kecamatan Menes dengan jarak tempuh sekitar 51 km dari Ibu Kota Provinsi, atau kurang lebih 28 km apabila ditempuh dari Kota Pandeglang. [Humas Pandeglang]
Referensi:
- Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Menes,_Pandeglang
- Humas Pandeglang: http://humaspdg.wordpress.com/2010/03/10/bangunan-bersejarah-di-pandeglang/
No comments:
Post a Comment